Semarang – Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro melakukan studi banding ke Prodi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang pada Selasa, (14/1) di aula FITK UIN Walisongo
Studi banding dan seminar mengambil tema “Tantangan Mahasiswa Program Studi PGMI Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.”.
Acara dibuka langsung oleh Dekan FITK, Dr Hj Lift Anis Ma’shumah, MAg, didampingi Wakil Dekan III Dr. H. Muslam, MA., Kaprodi PGMI FITK Zulaikhah, M.Ag. dan Kaprodi PGMI STAI Attanwir LIna Agustina, M.Pd.I. serta para dosen PGMI.
Dekan FITK UIN Walisongo, Dr Hj Lift Anis Ma’shumah mengatakan bahwa Kerjasama Prodi PGMI UIN Walisongo Semarang dengan prodi PGMI STAI ATTANWIR Bojonegoro ini bisa terjalin kekerabatan dan kekeluargaan.
“Acara seminar ini menjadi ajang silaturrahim dan silatul fikri. STAI ATTANWIR adalah tamu perdana di tahun 2020 di FITK UIN Walisongo. Kami berharap ini adalah pertemuan ini menjadi berkah,” ujarnya disambut riuh tepuk tangan peserta.
Ia menambahkan bahwa atas nama pimpinan kami menyampaikan terima kasih atas kunjungan ilmiyah ini. Semoga silaturrahmi dan silatul fikri ini bisa menambah kekerabatan dan keilmuan kita semua.
“Sebagai mahasiswa PGMI yang nantinya akan menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah. Hal ini merupakan tanggung jawab yang berat. Selain menjadi guru dan pendidik, mereka juga dituntut agar bisa menjadi orang tua. Yang harus paham betul karakter dan psikologi anak. Oleh karena itu, maka diadakan seminar ini agar kita semua tau trik-trik dan tips-tps apa menghadapi siswa-siswi saat kita lulus dan menjadi pendidik kelak,” tegasnya.
Di era Revolusi Industri 4.0 ini kita dituntut mengikuti perkembangan zaman. Di era Mellenial ini mahasiswa dituntut menguasai teknologi yang serba canggih, serba praktis dan serba mudah. “Kita sebagai guru MI harus menguasai teknologi dan paham perkembangan teknologi, Tambahnya. (Shoim)