Aisy Puspa Livia, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dinyatakan lulus Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis pengakuan dalam Seminar Hasil KKN secara Daring, Kamis (11/6/2020). Aisy berhasil mempertahankan kegiatan KKN Pengakuan bersama relawan internasional dari Jepang dan Rusia di hadapan tiga dosen penguji: Mokh Sya’roni Sekretaris LP2M, M Rikza Chamami Kapus PPM LP2M, dan Ahmad Tajudin Arafat Staf Ahli LP2M.

Kelulusan sidang seminar KKN disampaikan Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Walisongo M Rikza Chamami dalam keterangan pers LP2M. “Kami bangga ada mahasiswa yang berhasil menyelesaikan kegiatan KKN Pengakuan bersama relawan internasional dari Jepang dan Rusia.

Mengambil tema “Mangkang Environmental International Work Camp”, kegiatan tersebut berlangsung selama 22 hari, terhitung sejak tanggal 10 hingga 22 Februari 2020 di Kelurahan Mangkang Wetan Kecamatan Tugu, Kota Semarang dan
10 hari, 24 Februari – 5 Maret di Rembang.

Aisy mengatakan, tema tersebut diambil sebagai langkah untuk menjawab kebutuhan dalam melestarikan sisi pantai Laut Jawa Utara di Mangkang, karena saat ini daerah tersebut dalam bahaya abrasi laut.

“Saat itu, ada banyak ekosistem ikan dan udang di sana, tetapi sekarang karena kondisi hutan bakau semakin buruk, cukup sulit untuk menemukan spesies lagi. Ditambah masalah sampah yang kembali diangkat dalam tema ini. Kurangnya kesadaran lokal tentang gaya hidup ramah lingkungan akan merusak alam secara perlahan,” kata Aisy saat diwawancarai.

Dalam kegiatannya, Aisy yang juga sebagai Camp Leader telah menyelesaikan beberapa kegiatan utama, diantaranya penanaman mangrove, pengolahan limbah serta kampanye eco-friendly lifestyle.

“Ada 3 kegiatan utama yang menjadi fokus dari project ini. Penanaman mangrove dilakukan untuk mencegah abrasi laut, selain itu juga untuk climate change, karena kan di daerah Mangkang panas sekali. Kemudian pengolahan limbah dengan mengajarkan cara membuat kerajinan dari bungkus plastik dan terakhir kampanye eco-friendly lifestyle dengan mengajak warga local untuk mengurangi konsumsi plastik,” jelas Aisy saat seminar laporan KKN.

Aisy menambahkan, ketiga kegiatan tersebut sebenarnya bermuara pada isu global yang sedang hangat di perbincangkan yaitu soal climate change. Tak hanya itu, selama KKN berlangsung, mahasiswa asal Tegal tersebut juga secara rutin mengadakan bimbingan belajar (Bimbel) untuk anak-anak di camp-site. Ia mengajari mereka percakapan-percakapan dasar Bahasa Inggris dan juga ilmu pengetahuan umum lainnya seperti membaca, menulis menghitung dan menggambar.

Uniknya, Aisy tidak hanya mengajar, tetapi juga mengenalkan dan menerapkan permainan tradisional seperti petak umpet, bola bekel, lompat tali dan juga egrang sehingga pertukaran budaya sering dilakukan di sela-sela waktu luang dengan anak-anak setempat. Menurutnya, hal itu dilakukan agar warisan budaya leluhur tidak punah dimakan oleh zaman.*)

 

Keterangan Foto:

Aisy Puspa Livi bersama anak-anak warga Mangkang dan Relawan asal Jepang dan Rusia saat KKN Pengakuan.

Tangkapan layar saat Aisy mengikuti Seminar Hasil KKN Pengakuan secara Daring dengan tiga dosen penguji.