Semarang– Raut sumringah terlihat di wajah Vinda Ayu Prihatini kala mengungkapkan kebahagiaanya saat terpilih sebagai lulusan terbaik FITK UIN Walisongo Semarang. Perempuan asli Grobogan itu berhasil meraih IPK tertinggi 3,91.

“ Alhamdulillah ya Allah, kayak mimpi” ujarnya saat dihubungi tim humas FITK UIN Walisongo.

Vinda mengungkap bahwa perjuangannya selama kuliah sangat berat, bahkan keringat dan air mata adalah hal yang biasa ia rasakan.

“Setiap kuliah saya naik BRT. Kadang kehabisan ongkos buat bayar kuliah. Kadang bersamaan dengan kebutuhan wali dan ibu saya yang sedang banyak. Saya ndak enak minta, makanya saya sampai kerja di beberapa outlet tiap ndak kuliah”, ungkapnya.

Vinda menceritakan, perceraian antara ayah dan ibu kandungnya hampir saja memutuskan niatnya untuk bersekolah.

“Dulu, bapak-ibu saya bercerai. Sebab hal ini, saya sampai hampir putus sekolah. Waktu itu saya masih kelas X SMA. Kadang juga ‘kena mental’ saat ingat kedua orang tua saya yang menikah lagi dengan pasangan lain. Tetapi alhamdulillah, ibu selalu mendorong saya untuk terus melanjutkan pendidikan”.

Namun di sisi lain, alumni SMA Agus Salim Semarang ini tetap mengugkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Nasikhun sebagai wali pengganti ayah yang telah mendidik dan ikut serta men- support dirinya untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.

Tidak main-main, pengalaman kelam kehidupan semakin memompa Vinda untuk terus berprestasi. Hal ini ia buktikan dengan keberhasilannya menjuarai berbagai kompetisi, baik tingkat nasional maupun regional, seperti juara 2 Lomba Tari Nasional, juara 2 Lomba Berkisah Nasional, juara 2 Lomba Cerpen Nasional, juara 3 Lomba Olah Sampah, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Vinda menuturkan bahwa keberhasilan yang dicapai selama ini tidak lepas dari barokah salawat dan salat malam yang ia langgengkan setiap waktu.

“Setiap punya keinginan saya selalu mensalawatinya. Saya yakin bahwa semua keberuntungan ini adalah barokah dari salawat, salat malam, dan doa guru-guru saya. Semua ini tidak akan terjadi kalau bukan atas izin Allah”, tutur Vinda.

Setelah wisuda dilaksanakan, Vinda bertekad untuk bisa melanjutkan studi S-2 melalui beasiswa yang diberikan oleh rektor. Ia berpesan agar semua orang senantiasa mencintai diri sendiri, sebab teman terbaik dalam kehidupan ini adalah diri kita sendiri.

“Cintai dirimu, sebab teman terbaik dalam hidupmu adalah dirimu sendiri,” pungkasnya.