FITK UIN Walisongo Online, Semarang – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar wisuda ke-39 untuk program doktor (S-3), ke-64 untuk program magister (S-2), dan ke-97 untuk program sarjana (S-1) di Aula 2 Kampus III Gedung Tgk Ismail Yaqub, Sabtu (23/8/2025). Sebanyak 2.023 wisudawan resmi dikukuhkan dalam upacara akademik tersebut.

Dari ribuan wisudawan, salah satu yang menarik perhatian adalah Iqbal Ahsanul Aula, mahasiswa program Magister Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK). Iqbal berhasil meraih predikat cumlaude dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,89. Ia menuntaskan studinya dalam waktu relatif singkat, yakni satu tahun sembilan bulan 15 hari.

Lahir di Semarang pada Juni 2002 dan besar di Sayung, Demak, Iqbal tumbuh dalam keluarga yang sangat menekankan pentingnya pendidikan. Ia mengaku, kedua orang tuanya menjadi motivator terbesar yang menanamkan ketulusan dan semangat dalam setiap langkah studinya. “Saya selalu niatkan pendidikan ini sebagai wujud bakti kepada orang tua,” katanya.

Keputusan melanjutkan studi magister dilandasi kesadaran akan ketatnya persaingan. “Jumlah lulusan sarjana semakin banyak. Saya ingin memposisikan diri satu tingkat lebih tinggi sekaligus memperluas wawasan di bidang yang saya tekuni,” ujar Iqbal. Ia terinspirasi dari pepatah ‘Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina’ sebagai dorongan untuk terus mencari ilmu setinggi-tingginya.

Selain berprestasi akademik, Iqbal aktif dalam berbagai kegiatan internasional. Ia tercatat sebagai presenter jurnal di Universitas Fatani, Thailand, serta dalam konferensi internasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Malang. Ia juga mengikuti kuliah kerja lapangan di Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Tesis yang ia susun berjudul تَطْوِيرُ وَسِيلَةٍ لِتَعْلِيمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ بِاسْتِخْدَامِ «Autoplay Menu Builder» dengan aplikasi di kelas XI SMA Negeri 2 Semarang. Penelitian ini menggarisbawahi inovasi dalam pengajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan teknologi interaktif.

Iqbal menyebut, banyak pengalaman berharga selama menempuh pendidikan di UIN Walisongo. Mulai dari diskusi dengan dosen, berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai daerah, hingga kesempatan belajar langsung dari dosen asal Mesir. “Saya merasa lingkungan akademik di UIN Walisongo memberi ruang yang luas untuk berkembang dan menantang diri,” tuturnya.

Namun, yang paling berkesan baginya adalah momen saat akhirnya bisa menempuh pendidikan magister di usia muda. “Meskipun saya yang paling muda di antara teman-teman, saya merasa sangat diterima. Dari mereka saya banyak belajar tentang kedewasaan,” katanya dengan haru.

Menutup perbincangan, Iqbal menitipkan pesan untuk generasi muda agar tidak berhenti menuntut ilmu. “Ilmu memang membuat kita pintar, tetapi adab menuntun kepada kebijaksanaan. Ketika keduanya berjalan beriringan, hidup akan penuh keberkahan,” ujarnya.