FITK

Diikuti 2975 Peserta, Prodi PPG UIN Walisongo Semarang Gelar Pembekalan Pengawas Uji Pengatahuan 2025

Semarang, 22 Agustus 2025 — Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan kegiatan pembekalan bagi pengawas dan panitia pelaksana Uji Pengatahuan (UP) Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Horison Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis, 22 Agustus 2025, dan diikuti oleh seluruh pengawas serta panitia yang terlibat dalam pelaksanaan UP di TUK (Tempat Uji Kompetensi) UIN Walisongo.

Pada penyelenggaran UP kali ini, TUK UIN Walisongo Semarang diikuti oleh 2975 peserta dengan 150 Pengawas.

Kegiatan pembekalan ini bertujuan untuk memastikan pelaksanaan Uji Pengatahuan berjalan dengan lancar, jujur, dan sesuai standar nasional. Selain itu, para pengawas dan panitia diberikan pemahaman mendalam mengenai tata tertib, prosedur teknis pelaksanaan, serta peran penting mereka dalam menciptakan lingkungan ujian yang kondusif dan suportif bagi peserta.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Fatah Syukur, M.Ag., dalam sambutannya menekankan pentingnya pendekatan yang humanis dari para pengawas. “Pengawas jangan menakut-nakuti peserta, tapi dampingi dan arahkan mereka dengan penuh empati. Berikan suasana yang santai, agar peserta tidak bingung atau stres menghadapi teknis pelaksanaan UP,” ujarnya.

Prof. Fatah menambahkan bahwa peran pengawas tidak hanya mengawasi, tetapi juga menjadi pendamping yang membantu peserta memahami alur ujian, terutama bagi mereka yang kurang berpengalaman dengan sistem digital. “Kami ingin UP bukan sekadar ujian, tetapi proses pembelajaran terakhir yang memberi pengalaman positif bagi calon guru profesional,” imbuhnya.

Dalam kegiatan ini, hadir pula dua penyelia nasional yang memberikan arahan dan motivasi kepada para pengawas. Dr. Sujiono, S.Ag., M.Pd. dari Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Wijaya Wonogiri, menekankan pentingnya kesabaran dan kepekaan dalam menghadapi keragaman peserta. “Peserta UP berasal dari berbagai latar belakang usia, pengalaman, dan kemampuan teknologi. Kita harus sabar, terutama dalam membimbing peserta yang lebih senior, yang mungkin masih belum terbiasa dengan sistem komputerisasi,” katanya.

Senada dengan itu, Dr. Dewi Warna, M.Pd. dari UIN Raden Fatah Palembang, menambahkan bahwa pengawas harus menjadi sosok yang responsif dan solutif. “Ketika ada peserta yang gagap teknologi, jangan langsung dianggap melanggar. Tapi bantu, beri penjelasan, dan pastikan mereka memahami prosedur tanpa merasa tertekan,” ujarnya.

Pembekalan mencakup simulasi teknis pelaksanaan UP berbasis komputer, penanganan insiden teknis, protokol keamanan ujian, hingga manajemen komunikasi dengan peserta. Para pengawas juga diberikan panduan etika pengawasan yang menjunjung tinggi prinsip keadilan, integritas, dan empati.

Panitia berharap dengan adanya pembekalan ini, pelaksanaan Uji Pengatahuan di TUK UIN Walisongo dapat berjalan dengan lancar, transparan, dan memberikan hasil yang akurat dalam menilai kompetensi calon guru. “Kami ingin proses UP menjadi momentum yang membanggakan, bukan momen menegangkan. Dengan pengawas yang profesional dan humanis, kami yakin hal itu bisa tercapai,” tutup kaprofi PPG LPTK UIN Walisongo Semarang, Dr. Dwi Istiyani, M.Ag.

Uji Pengatahuan merupakan tahap akhir dalam Program Pendidikan Profesi Guru yang menentukan kelayakan peserta untuk memperoleh sertifikasi profesi guru. Tahun ini, UIN Walisongo menjadi salah satu TUK yang ditunjuk oleh Kementerian Agama RI untuk menyelenggarakan UP secara nasional.

(Nasikhin: Tim Humas FITK UIN Walisongo Semarang)

Exit mobile version