FITK

PPG UIN Walisongo Siapkan 170 Pengawas Kawal 7.312 Peserta Uji Pengetahuan PPG 2025

FITK UIN Walisongo Online, Semarang — Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar Briefing Persiapan Ujian Pengetahuan Pendidikan Profesi Guru (UP PPG) Tahun 2025 bersama para penyelia dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan berlangsung pada Jumat (17/10/2025) di Hotel Santika Semarang, dihadiri oleh jajaran pimpinan FITK, para penyelia nasional, koordinator pengawas, serta perwakilan lembaga mitra.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan II FITK, Wakil Dekan III FITK, Ketua dan Sekretaris Jurusan PPG, serta dua penyelia nasional, yakni Dr. Muflihah, M.Ag. dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan Dr. Zaenul Slam, M.Pd. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam laporannya, Dwi Istiyani, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PPG FITK UIN Walisongo Semarang, menyampaikan bahwa pelaksanaan Uji Pengetahuan (UP) Batch 2 dan 3 tahun ini melibatkan 7.312 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Proses pengawasan didukung oleh 170 pengawas dan 17 koordinator pengawas yang akan memastikan ujian berjalan dengan lancar, tertib, dan profesional.

Dwi Istiyani juga mengapresiasi kehadiran mitra dari Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik (STPkat) Santo Fransiskus Asisi Semarang, yang turut serta dalam proses pengawasan. Menurutnya, kolaborasi lintas lembaga ini mencerminkan semangat kebersamaan dalam menjaga mutu pelaksanaan PPG secara nasional.

“Selain kompetensi teknologi, yang diuji dari seorang pengawas adalah kesabarannya. Peserta datang dari berbagai daerah, usia, dan latar belakang yang beragam. Maka, menjadi pengawas berarti juga belajar memahami dan mendampingi dengan empati,” ujar Dwi Istiyani.

Senada dengan itu, Dr. Ahmad Maghfurin, M.Ag., selaku Wakil Dekan II FITK UIN Walisongo, menegaskan bahwa Uji Pengetahuan tidak hanya menilai aspek kognitif peserta, tetapi juga membutuhkan kesiapan mental yang kuat.

“Bagi peserta, Uji Pengetahuan tidak hanya membutuhkan pengetahuan akademik, tetapi juga kesiapan mental. Hal ini berlaku juga bagi pengawas. 170 pengawas kita adalah mereka yang berpengalaman, memiliki kompetensi teknologi, sekaligus kesabaran dalam mendampingi peserta,” tegasnya.

Menurut Dr. Maghfurin, keberhasilan pelaksanaan UP PPG tidak semata diukur dari kelancaran teknis, tetapi juga dari suasana kondusif dan rasa percaya antara pengawas, peserta, dan penyelia.

Kegiatan briefing ini menjadi ruang strategis untuk menyamakan persepsi antara pengawas, penyelia, dan koordinator. Dalam forum ini, para penyelia nasional juga menekankan pentingnya menjaga integritas selama pelaksanaan ujian serta mengoptimalkan peran teknologi dalam sistem pengawasan.

Dr. Muflihah, M.Ag. dari UIN Sunan Ampel Surabaya mengapresiasi kesiapan PPG FITK UIN Walisongo Semarang sebagai Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang konsisten menjaga mutu dan akuntabilitas pelaksanaan PPG. Sementara itu, Dr. Zaenul Slam, M.Pd. menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas pengawas dalam menghadapi tantangan digitalisasi sistem ujian nasional.

Sebagai lembaga penyelenggara PPG, FITK UIN Walisongo Semarang terus memperkuat komitmennya untuk mencetak guru profesional, religius, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Melalui koordinasi yang matang dan kerja sama dengan penyelia nasional, FITK berupaya memastikan seluruh proses Uji Pengetahuan berjalan sesuai standar nasional dan etika akademik.

“Tugas kita bukan hanya mengawasi ujian, tetapi mengawal lahirnya guru-guru profesional yang membawa nilai kejujuran, dedikasi, dan kasih dalam dunia pendidikan,” tutup Dwi Istiyani.

 

 

Exit mobile version