FITK UIN Walisongo Online, Semarang — Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) UIN Walisongo Semarang kembali mencetak kader pendidik unggul dengan mengukuhkan 1.801 peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Transformatif Batch 1 Tahun 2025.

Bertempat di Auditorium II kampus III UIN Walisongo pada Ahad (7/12), kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan komitmen guru sebagai profesional yang mengedepankan nilai-nilai keislaman, sebagaimana diamanatkan dalam visi kampus.

Pengukuhan ini melahirkan guru-guru profesional di berbagai mata pelajaran strategis, termasuk PAI, GKMI, GKRA, SKI, Quran Hadis, Fikih, dan Bahasa Arab.

Dalam orasi ilmiahnya sekaligus pengukuhan, Prof. Dr. Fatah Syukur, M.Ag., Dekan FITK UIN Walisongo Semarang, memberikan penekanan serius mengenai tantangan profesi guru di era disrupsi.

“Dengan mengucap syukur, saya dengan resmi mengukuhkan saudara-saudara sebagai guru profesional,” ucap Prof. Fatah Syukur. Namun, beliau segera melanjutkan, “Perlu diingat bahwa yang namanya profesional itu suatu proses, bukan suatu akhir. Yang dianggap profesional hari ini, besok mungkin sudah tidak profesional lagi.”

Beliau menyoroti perubahan fundamental dalam dunia pendidikan. Saat ini, lebih dari 75% peserta didik sudah memanfaatkan internet, bahkan Artificial Intelligence (AI).

“Oleh karena itu kalau Bapak Ibu mengajarnya masih biasa-biasa, maka tidak ada artinya sebagai guru profesional. Kami berharap Bapak Ibu harus selalu menambah pengetahuan dan meng-update keterampilan,” tegasnya.

Prof. Fatah Syukur menekankan bahwa guru di masa depan harus selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, karena anak didik lahir dari “generasi digital” yang jauh lebih lihai dalam memanfaatkan teknologi.

Sementara itu, Solichul Hadi, S.Pd.I., selaku koordinator kegiatan, mewakili mahasiswa PPG menyampaikan terima kasih dan harapan agar pengukuhan ini menjadi titik awal yang berkah.

“Ilmu itu cahaya, dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada hati yang tidak menjaga adab,” ujar Solichul Hadi dalam sambutannya.

“Semoga melalui tasyakuran ini, kita semakin kuat menjaga niat, semakin tinggi menghormati guru-guru kita semua, dan semakin sungguh-sungguh menjemput keberkahan ilmu.”

Solichul Hadi berharap para lulusan tidak hanya menjadi insan yang berilmu, tetapi juga insan yang beradab, beramal, dan membawa manfaat bagi masyarakat luas.

Dalam kesempatan tersebut, Dekan FITK juga mengumumkan kabar baik bagi para alumni PPG. UIN Walisongo Semarang, sebagai kampus yang terus mengembangkan sarana prasarana—termasuk rencana pembangunan Auditorium yang empat kali lebih besar dan investasi IT miliaran rupiah—memberikan peluang emas untuk melanjutkan pendidikan.

“Bagi Bapak Ibu yang alumni UIN Walisongo Semarang, silakan mendaftar S2 maupun S3. Insyaallah ada bantuan biaya atau diskon 50%,” umum Prof. Fatah Syukur.

Beliau menjelaskan, dengan diskon 50%, biaya kuliah S2 (Magister) di FITK bisa menjadi sekitar Rp3 juta dan S3 (Doktor) sekitar Rp7 juta per semester, menjadikannya sangat terjangkau dibandingkan standar biaya lain. Hal ini merupakan dorongan kampus agar para guru profesional terus meningkatkan kompetensi formal mereka.

 

Acara pengukuhan diawali dengan pembacaan ikrar guru profesional, penyerahan sertifikat pendidik secara simbolis, dan diakhiri doa, menandai dimulainya babak baru pengabdian para guru profesional di seluruh Indonesia.