WONOSOBO – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Direktorat Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, menggelar Seminar Etika Digital Santri: Aman, Bijak, dan Bermoral di Dunia Maya pada Jumat, 7 November 2025, bertempat di Hotel Dafam Wonosobo. Acara ini diselenggarakan sebagai langkah nyata menyikapi pesatnya perkembangan dunia digital, di mana pengguna internet di Indonesia telah mencapai 212 juta orang per Januari 2025, dan dunia telah memasuki era Revolusi Industri Generasi 5.0.

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 07.00 hingga 12.00 WIB ini dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan II FITK UIN Walisongo Semarang, Dr. Ahmad Maghfurin, M.Ag. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peran pesantren untuk tidak hanya menjadi benteng moral, tetapi juga mercusuar literasi digital islami. Dr. Maghfurin berpesan agar para santri harus benar-benar bijak dalam menggunakan media digital. “Jempol kita di dunia maya itu seperti mulut kita di dunia nyata,” ujarnya. “Mengingat pepatah lama, ‘mulutmu adalah harimaumu’, apa pun yang kita sampaikan melalui media sosial dapat memberikan manfaat, namun juga bisa mendatangkan kerugian, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Santri harus menjaga betul etika di setiap kanal digital”.

Seminar panel yang dipimpin oleh moderator, menghadirkan dua narasumber utama. Narasumber pertama, Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag., Wakil Rektor 3 UIN Saizu Purwokerto, membawakan tema “Menguatkan Etika Digital Berbasis Nilai Islami di Era Disrupsi 4.0 dan 5.0”. Prof. Sunhaji menyampaikan bahwa santri di era ini dituntut untuk menguasai dua hal: mendalami ilmu agama (tafaqquh fiddin) dan melek literasi digital. Ia memperkenalkan prinsip B.I.J.A.K sebagai panduan komunikasi digital: Beradab dalam tutur, Inspiratif, Jaga etika dan empati, Aman berbagi data, dan Kritis menyaring konten. Selain itu, ia mengajak untuk membangun budaya “FOMO Kebaikan” (rasa takut ketinggalan berbuat baik), agar media digital dijadikan sarana dakwah dan amal saleh.

​Narasumber kedua adalah H. Wibowo Prasetyo, Anggota DPR RI dari Komisi VIII, yang menyampaikan materi “Peran dan Kontribusi Pesantren dalam Meningkatkan Kompetensi Spiritual Generasi Muda di Era Digital”. Secara keseluruhan, seminar ini bertujuan untuk mewujudkan santri yang dapat berbuat kebajikan di ruang digital: “Santri digital, beramal lewat jempol, berdakwah lewat sinyal, menebar cahaya di setiap kanal”.

Rangkaian acara seminar kemudian ditutup dengan sesi diskusi dan penutup, dilanjutkan dengan foto bersama dan makan siang bagi seluruh peserta dan panitia, menandai berakhirnya kegiatan yang penuh inspirasi ini.