FITK

TRIYANI HANDAYANI, WISUDAWATI TERBAIK FITK BERTABUR PRESTASI

Triyani Handayani, wisudawati Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) FITK UIN Walisongo Semarang, berhasil lulus dengan predikat cumlaude. Triyani berhasil meraih IPK 3,90 untuk periode wisuda sarjana ke-89 yang dilaksanakan pada Rabu, (23/8/2023) di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.

Mahasiswi asal Lampung ini mengaku termotivasi dengan salah satu ucapan seseorang, “Wong ndeso kok sekolah adoh-adoh ape entok opo, ujung-ujunge yo dadi simbok.” Dari ucapan itu, Triyani membuktikan bahwa seseorang yang berani merantau mencari pendidikan, berarti ia sedang mengejar mimpi yang akan mengangkat derajat keluarganya.

Triyani berpendapat bahwa kuliah bukan sekadar untuk mengejar nilai akademik, tetapi juga belajar untuk menjadi orang yang bernilai dan bermanfaat di manapun berada. Banyak cerita indah semasa kuliah, ditempa dan diterpa, tetapi tetap melangkah untuk menggapai cita-cita.

“Jujur, memilih jurusan PGMI harus menjadi seseorang yang multitalenta. Kita harus menguasai semua bidang pelajaran yang diajarkan di sekolah MI/SD. Tetapi hal tersebut tidak boleh menjadi penghalang untuk terus dan terus belajar,” tutur Triyani.

Triyani merampungkan tugas akhir berupa skripsi dengan judul Pengaruh Metode Bernyanyi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Dasar di MI NU 56 Krajankulon. Selama mengerjakan skripsi ia mengaku banyak menguras energi, otak, dan juga mood. Hal ini karena Triyani harus bolak balik dari Semarang—Kaliwungu—Kendal untuk melakukan penelitian. Tetapi hal itu tidak membuatnya patah semangat.

Dalam hal prestasi, wisudawati yang aktif di Teater Beta tersebut pernah meraih Juara 1 Lomba Baca Puisi pada Olimpiade Sains dan Seni Nasional (OSSN) 2022 serta Juara 2 Lomba Baca Puisi EDUFEST 2022.

“Saya ingin menyampaikan kepada orang-orang baik yang sudah hadir dalam episode kehidupan saya selama berada di tanah perantauan. Terutama keluarga yang tidak memiliki ikatan darah, yakni [KPT]beta. Terima kasih telah menjadi rumah untuk berproses.” Ungkap Triyani.

Exit mobile version