

FITK UIN Walisongo Online, Salatiga – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang bersama Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama RI sukses menutup rangkaian kegiatan Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) tahun 2025. Penutupan dilakukan melalui Workshop Branding dan Promosi Lembaga Pendidikan Islam di Era Digital yang diselenggarakan pada 12—13 Desember 2025 di Hotel Laras Asri, Salatiga.
Kegiatan ini menjadi pamungkas dari 18 seri program Ngopi yang dikerjasamakan sepanjang tahun 2025, melibatkan berbagai direktorat di bawah Ditjen Pendis.
Prof. Dr. Fatah Syukur, M.Ag., Dekan FITK UIN Walisongo Semarang, menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya seluruh rangkaian kegiatan tersebut.
“Alhamdulillah, kegiatan Workshop Branding ini merupakan kegiatan terakhir dari rangkaian 18 kegiatan Ngobrol Pendidikan Islam (Ngopi) tahun 2025 yang dikerjasamakan dengan FITK UIN Walisongo Semarang,” ujar Prof. Fatah Syukur.
Beliau juga menyoroti luasnya cakupan kerja sama yang telah dilakukan, meliputi Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK), hingga Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren).
“Melalui kerja sama strategis ini, kita telah berupaya melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing, serta berupaya memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Wibowo Prasetyo, yang hadir sebagai narasumber sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI, menegaskan pentingnya dukungan kebijakan dan anggaran bagi transformasi digital lembaga pendidikan Islam.
“Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi lembaga pendidikan Islam agar tetap relevan dan kredibel di mata publik. Sebagai wakil rakyat di Komisi VIII, kami akan terus mendorong penguatan regulasi dan alokasi anggaran yang memadai bagi Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, khususnya untuk mendukung program peningkatan kualitas SDM dan infrastruktur digital madrasah,” tegas Wibowo Prasetyo.
Beliau juga berharap kolaborasi antara Kemenag dan UIN Walisongo ini terus berlanjut. “Kami berharap, kerja sama strategis seperti Workshop Branding ini tidak berhenti di sini, namun terus berkelanjutan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, guna memastikan lembaga pendidikan Islam kita mampu menjadi garda terdepan pencetak generasi unggul di era digital.”
Pada sesi pemaparan materi, narasumber Dr. Mahmud Yunus, M.Pd., menjelaskan strategi kunci untuk membangun citra lembaga pendidikan Islam yang kredibel di ruang digital.
“Branding Lembaga Pendidikan Islam di era digital harus berfokus pada Value-based Communication. Kita tidak hanya menjual program, tetapi harus menghubungkan visi Islam—seperti amanah, keberkahan, dan akhlak—dengan kebutuhan riil wali santri,” jelas Dr. Mahmud Yunus.
Dr. Mahmud Yunus, menekankan bahwa Copywriting yang efektif adalah seni membujuk audiens agar melakukan tindakan, misalnya mendaftar, melalui teks persuasif yang menarik dan meyakinkan. Strategi ini penting untuk membangun citra lembaga yang religius dan relevan di era digital.
Workshop ini dihadiri oleh para pengelola lembaga pendidikan Islam dari berbagai daerah dan ditutup dengan sesi penyusunan strategi promosi digital untuk diterapkan di lembaga masing-masing.
