Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti menyampaikan rasa terima kasih kepada ibunya saat upacara serah terima jabatan di Jakarta pada Senin, 21 Oktober 2024. (Sumber: Foto Youtube Kemendikbud).

Berita tentang pengangkatan Prof. Abdul Mu’ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) oleh Presiden Prabowo menjadi topik hangat, terutama di kalangan rekan-rekannya, termasuk Prof. Fatah Syukur, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang.

Prof. Fatah, yang juga berasal dari Kudus seperti Prof. Mu’ti, mengenang masa-masa mereka bersama di UIN Walisongo (dulu IAIN Walisongo). Keduanya sama-sama perantauan dari Kudus dan memiliki sejarah yang panjang, mulai dari masa sekolah di MTsN Kudus hingga sama-sama menjadi dosen di UIN Walisongo.

“Mas Abd Mu’ti itu tetangga kampung di Kudus, kakak kelas di MTsN Kudus, dan kami bahkan pernah tinggal di kos yang sama sebentar,” ujar Prof. Fatah Syukur. Ia mengakui bahwa kecerdasan dan sikap moderat Prof. Mu’ti sudah terlihat sejak muda.

Dalam hal keorganisasian, Prof. Abdul Mu’ti memilih jalur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), sementara Prof. Fatah aktif di PMII dan GP Ansor. Meskipun berbeda organisasi, keduanya sering berdiskusi dan terlibat dalam kegiatan bersama, terutama dalam organisasi daerah Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS).

Pertemuan mereka semakin sering terjadi ketika keduanya menjadi dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Namun, perjalanan karier Prof. Abdul Mu’ti membawa perpisahan ketika ia pindah ke UIN Jakarta setelah menjadi Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah.

“Saya sangat senang dan bangga memiliki teman dan senior yang kini menjadi Menteri Pendidikan dan tokoh nasional. Semoga selalu sukses!” tutup Prof. Fatah.